Jelang Lebaran 1432 H - Welcoming Lebaran day 1432 H

>> Thursday, August 25, 2011


Hemm.. lebarannya sebentar lagi. Kota tempat saya tinggal udah mulai ramai dan sesak nih. Beberapa hari yang lalu waktu harus pergi belanja kain dan barang-barang lain, bener-bener kerasa bertambah deh, jumlah pengguna jalanan. Well, para bajaj belum dateng dari Jakarta si, tapi jalanan udah mulai penuh.

Hemm.. it is Iedul Fitri year 1432H soon. The city I live in has started its festive. Some days ago when I went to shop some fabrics and other supplies, it really feel crowded on the road. Well, the tuk-tuk from Jakarta hasn’t arrived yet, but it already full of people and vehicles on the road.

Apalagi waktu sampai di pasar tempat saya beli kain. Uuuhh... kalo bukan karena konsumen yang minta kain warna oranye dan kebeneran saya lagi gak ada stok nya, ogah-ogahan deh saya belanja. Penuuuhhh deh. Tapi para penjualnya yang biasanya pada semangat dan pada cerewet, sekarang malah pada tidur, jadi kalo mau beli kain harus bangunin dulu tuh ibu-ibu, yang akan kaget karena tau-tau dibangunin. Tapi walopun masih setengah sadar, tetep susah aja ditawar kainnya. Tapi mungkin emang dasarnya saya malesan nawar kali ya. Paling sedikit saya tawarnya, sekedar formalitas ajah, heee....

The truth is, I really will not go to the market where I shop for fabrics if there is no customer wants orange fabric for her bag. It was soooo crowded. But, the merchants, who usually talk loudly around, now just spend their time sleeping, so when I want to buy some fabrics, I had to wake them up first. But still, I have difficulties in bargain process. Well, maybe it was because I am not too good at it.

Dan pulangnya dari pasar udah agak siang sekitar jam 10an, jalanan udah makin rame aja. Saya yang habis nonton By Any Means di Nat Geo Adv episode India, jadi berasa bisa merasakan perasaannya Charles Brooman waktu naik motor di India deh. Jadi kepengen bilang, ‘wauw..look at this, I can’t believe it. It’s amazing! Crazy!’ hahaaa....

And when I came back from the market, it was already 10am, and the road was getting more and more crowded. I have watched By Any Means in Nat Geo Adv, about India, and I felt that I could feel Charles Brooman’s feeling when he ride motorcycle in India. Made me want to say, ‘wow..look at this, I can’t believe it. It’s amazing! Crazy!’ hahaaa....

Ada satu titik dimana motor saya bener-bener kejepit diantara keriuhan jalanan. Ngerti sendiri kan, gimana para supir angkot dan bis kota di Indonesia yang suka tau-tau brenti di tengah jalan seenaknya sendiri. Diklaksonin juga bukannya minggir tapi malah pasang tampang lempeng ajah. Plus becak-becak yang dengan santainya nyelonong nyebrang jalan. Haduuuhh beneran dah, ujian berpuasa.

There is a point in the way home when my motorcycle is literally stuck in between other vehicles. You know, how the drivers of city buses and cars are in Indonesia don’t you? They just love to make sudden stop in the middle of the road. When you horn them, they will just pretend not hear you and just staring straight at the front. Plus, the tricycles who always love to cross the road without considering other people. Well, it was really a fasting testing.

Tapi itulah asiknya waktu liburan lebaran. Kalo di luar negeri liburan paling semarak adalah saat Natal, kalo di Indonesia adalah saat lebaran. Mobilitas bener-bener meningkat di kota-kota yang biasanya adem ayem. Sementara di kota-kota yang biasanya sibuk, malah tiba-tiba jadi lengang dan lancar.

But, I think, that is the fun of Iedul Fitri holiday. In other country, the merriest holiday is when Christmas holiday, but in Indonesia it is Iedul Fitri. The mobility is really escalating in the small cities where it is usually a calm city. On the other hand, the cities where it is usually a busy town, become quite and free of traffic jam all of the sudden.

Biasanya, tradisi lebaran di keluarga saya adalah, acara pertemuan keluarga yang tempat nya bergiliran. Solo, Purwokerto, Surabaya, atau Jakarta. Untuk menghindari macet, biasanya keluarga saya berangkat ke TKP nya habis solat Ied. Tapi yaaa emang dasarnya gak afdol kalo mudik gak kena macet, tetep aja kena macet di jalan. Kecuali kalo mudiknya ke Jakarta, bisa lancaarrrr bener dah. Berangkat nya lancar, pulangnya lancar, karena melawan arus mudik. Dan bisa ngerasain jalanan Jakarta tanpa macet ya pas lebaran.

Usually, Iedul Fitri tradition in my family is, a big family meeting. In Solo, Purwokerto, Surabaya, or Jakarta. To avoid traffic jam, usually we leave after Ied prayer. But, usually, we still caught on the jam. Except if we go to Jakarta in these days, there will be no traffic jam, and we also can feel how is Jakarta in quite mode, hahaa...

Tapi tahun ini, acara mudik-mudik harusnya si ke rumah saya. Tapi akhirnya diundur beberapa bulan setelah lebaran. Jadi semua berlebaran di rumah masing-masing tahun ini. Wah, berarti saya bakal makan dengan menu yang sama beberapa hari ni kayaknya. Di rumah masak opor ayam, sama tetangga juga dikirimin opor ayam. Lah, bulak-balik aja gitu. Tapi ya sudahlah, namanya juga lebaran, nikmatin ajah...

But this year, the family meeting is postponed until after a few months after Iedul Fitri. So we will take this holiday in home. Well, it also can be mean that I will eat with the same menu for some days. We cook Opor Ayam, and the neighbors will usually send us Opor Ayam. Lol. But, hey it is Lebaran day, so we will just enjoy it.

Selamat (menjelang) lebaran semuanya.. tetep semangat puasa yaa...

Happy (welcoming) Lebaran day for all of you... Keep fasting yaa..

*sumber gambar (picture source):
http://happyhomemaker88.com/2008/10/12/how-to-cook-ketupat-rice-in-coconut-leaf-casings/

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP